NEWS_
ABOUT_
Pada 2019 lalu, Gubuak Kopi bersama Gajah Maharam mengadakan Solok Mural Competition di Solok, Sumatra Barat yang bertemakan “Alam Bareh Solok”. Dengan mengundang keterlibatan seniman dari berbagai kota, merespon persoalan di Kota Solok yang masih gaduh dengan persoalan identitas, menertawakan kebiasaannya sendiri, menyuarakan semangat optimisme untuk terlibat membangun kota, dan mengimajinasikan kota masa depan yang lebih baik. Saat ini, Solok Mural Competition beralih muka menjadi Tenggara – Street Art Festival yang bertujuan meluaskan wacana, baik dari segi penyelenggaraan maupun artistik. Program-program saat ini mencakup, Residensi Seniman, Lokakarya, Jam Session, dan tentunya pemberian penghargaan untuk kawan-kawan muda yang berpartisipasi.
In 2019, Gubuak Kopi along with Gajah Maharam held an event called Solok Mural Competition in Solok, West Sumatra with the theme “Alam Bareh Solok”. With involving invited artists from various cities, they responded to the problems in Solok City who are still racketing with identity issues, laughing at their own habits, voicing the spirit of optimism to be involved to build the city, and imagining a city of a better future. Currently, the Solok Mural Competition has changed its face to Tenggara – Street Art Festival—Tenggara means Southeast—, which aims to broaden the discourse, both in terms of organization and artistry. The 2020 programs are, Artist-in-Residency, Workshops, Jam Sessions, and of course giving awards to the emerging artist.
COMMITTEE_
KOMITE PENYELENGGARA/ORGANIZING COMMITTEE
Penyelenggara/Organizer
Rumah Tamera
Gubuak Kopi
Dewan Artistik/Artistic Board
Albert Rahman Putra, Andang Kelana, Volta A. Jonneva
—
KOMITE EKSEKUTIF/EXECUTIVE COMMITTEE
Direktur Festival/Festival Director
Volta Ahmad Jonneva
Direktur Artistik/Artistic Director
Albert Rahman Putra
Tim Seleksi dan Kuratorial/Curatorial and Selector Team
Verdian Rayner, Volta A. Jonneva, Dika Adrian, Teguh Wahyundi, M. Riski, Zekalver Muharam, Hafizan
Juri/Juror
Andang Kelana, Bujangan Urban, Verdian Rayner
Produksi/Production
Biki Wabihamdika
Relasi Publik/Public Relation
Patrisia Juwita, Albert Rahman Putra, Meliya Fitri, Volta A. Jonneva
Penulis/Writer
Biahlil Badri, Albert Rahman Putra, Anggraeni Widhiasih
Publikasi/Publication
Teguh Wahyundri, Andang Kelana
Dokumentasi/Documentation
Zekalver Muharam, Panji Nugraha, Veronica P. Kirana
Tenggaracrew
Aulia Andri, Alan Pratama, Reza Monika, Septian Fernandus, Adnan putra, Arfan Nanda, Aslamudeni, Roni Harwandi, Ade Ambon, Hendri Koto, Mulyadi, Rahmat Dadung, Yoga Cagaik.
Pendataan/Database
Gubuak Kopi – Art and Media Studies
PROGRAM_
18–28 November 2020
RESIDENSI SENIMAN_
Tenggara mengundang 8 orang seniman terlibat dalam residensi seni singkat di Solok untuk melakukan riset, kolaborasi, dan produksi karya. Mereka diundang untuk membaca lebih lanjut isu tentang lokalitas dalam konteks seni jalanan yang dikerjakan dengan kolaborasi.
Mereka adalah; Autonica (Yogyakarta), Blesmokie (Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Dhigel (Jakarta), Genta Rekayasa (Medan), Masoki (Padang), Minangtypers (West Sumatra), Rumah Ada Seni (Padang).
ARTIST-IN-RESIDENCE_
Tenggara invited 8 artists to take part in a short art residency in Solok to conduct research, collaboration and work production. They are invited to read more about the issue of locality in the context of collaborative street art artworks.
They are; Autonica (Yogyakarta), Blesmokie (Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Dhigel (Jakarta), Genta Rekayasa (Medan), Masoki (Padang), Minangtypers (West Sumatra), Rumah Ada Seni (Padang).
21–22 November 2020
LOKAKARYA_
Tahun ini, Tenggara berkolaborasi dengan platform Remaja Bermedia. Sebuah lokakarya kreatif untuk remaja dalam memahami kerja-kerja mediasi melalui praktik seni. Para remaja juga diajak untuk mengalami proses kesenian bersama seniman-seniman mentor dan memproduksi karya bersama.
Program ini membuka partisipasi untuk 40 remaja Sumatra Barat yang ingin mempelajari hal baru dan terlibat mengikuti proses produksi karya seniman residensi.
WORKSHOP_
This year, Tenggara is collaborating with Remaja Bermedia platform. A creative workshop for teenagers to understanding mediation works and tools through artistic practice. The participants are also invited to experience the art through mentoring process with artists also produce artwork together.
There are 40 participants from West Sumatra, who wants to learn new things and involved in the production process of residency artists’ works.
26–28 November 2020
SESI GAMBAR BERSAMA_
Dalam sesi ini Tenggara mengundang publik untuk mendaftar, bersilaturahmi dan menggambar bersama di Kota Solok. Dibatasi usia 18–35 tahun dan dengan ragam eksperimentasi medium, partisipan diajak untuk menggambar di 20 titik lokasi dengan jumlah kurang lebih 80 tembok yang tesebar di Kota Solok. Pendaftaran telah diseleksi oleh komite festival, dengan lokasi gambar yang telah diundi sebelumnya.
Tidak ada isu atau tema spesifik dalam kali pertama Tenggara, partisipan dapat bereksplorasi dalam teknik seperti; mural, grafiti, wheatpaste, stensil, dan sebagainya. Penghargaan dalam sesi ini akan dinilai oleh tim Juri, dalam 4 kategori.
JAMMING SESSION_
In this session, Tenggara invited the public to register, gathered and draw together in City of Solok. This session are age limited from 18 to 35 years old, with freedom of experimentation on the mediums. Participants were invited to draw at 20 location points with a total of approximately 80 walls scattered in City of Solok. This registration results has been selected by the festival committee.
There is no specific issue or theme in the first Tenggara, participants can explore in techniques such as; murals, graffiti, wheatpaste, stencils and so on. The awards in this session will be judged by the jury, in 4 categories.
28 November 2020
PENGHARGAAN_
3 orang juri; Andang Kelana (Visual Jalanan, Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Verdian Rayner (Solok) akan memilih karya potensial pada 4 kategori penghargaan, yaitu:
- Tenggara Award untuk karakter visual yang orisinil, sadar akan capaian estetika dalam konteks seni jalanan. Dalam hal ini juri juga akan mempertimbangkan koherensi antara bentuk dan narasi yang tengah direspon.
- Gubuak Kopi Award untuk karya yang mewakili semangat otokritik dan optimis. Memahami permasalahan di sekitar kita, menertawakannya, sebagai cara mawas diri dan berbenah.
- Solok Milik Warga Award untuk karya yang memiliki semangat dan keberpihakan terhadap warga berdaya. Menyoroti, serta menjadi bagian dari sistem pendukung untuk warga yang mengatasi persoalannya, serta menjawab kebutuhannya sendiri.
- Cadas Award untuk seniman yang bertindak eksploratif terhadap media karyanya dan menawarkan kebaharuan terhadap gagasan mengenai seni jaalanan.
AWARDS_
3 judges; Andang Kelana (Visual Jalanan, Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Verdian Rayner (Solok) will select potential works in 4 award categories, namely:
- Tenggara Award; for original visual characters, awareness of aesthetic achievements in the context of street art. In this case the jury will also consider the coherence between the form and the narrative being responded to.
- Gubuak Kopi Award; for works that represent the spirit of self-criticism and optimism. Understanding the problems around us, laughing at them, as a way of being introspective and improving.
- Solok Milik Warga Award; for works that have enthusiasm as well as public partisans. To highlight, and became part of the support system for public who solve to their problems and answer their own needs.
- Cadas Award; for participant who act exploratively towards their artwork media and offer novelty to ideas about street art.